Yang bermaksud;
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu menjalankan sesuatu urusan dengan hutang piutang (bermuamalah) yang diberi tempoh hingga ke suatu masa yang tertentu maka hendaklah kamu menulis (hutang dan masa bayarannya) itu dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menulisnya dengan adil (benar) dan janganlah seseorang penulis enggan menulis sebagaimana Allah telah mengajarkannya.
Oleh itu, hendaklah ia menulis dan hendaklah orang yang berhutang itu merencanakan (isi surat hutang itu dengan jelas).
Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangkan sesuatu pun dari hutang itu.
Kemudian jika orang yang berhutang itu bodoh atau lemah atau ia sendiri tidak dapat hendak merencanakan (isi itu), maka hendaklah direncanakan oleh walinya dengan adil benar); dan hendaklah kamu mengadakan dua orang saksi lelaki dari kalangan kamu.
Kemudian kalau tidak ada saksi dua orang lelaki, maka bolehlah, seorang lelaki dan dua orang perempuan dari orang-orang yang kamu setujui menjadi saksi, supaya jika yang seorang lupa dari saksi-saksi perempuan yang berdua itu maka dapat diingatkan oleh yang seorang lagi.
Dan jangan saksi-saksi itu enggan apabila mereka dipanggil menjadi saksi.
Dan janganlah kamu jemu menulis perkara hutang yang bertempoh masanya itu, sama ada kecil atau besar jumlahnya.
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih membetulkan (menguatkan) keterangan saksi, dan juga lebih hampir kepada tidak menimbulkan keraguan kamu.
Kecuali perkara itu mengenai perniagaan tunai yang kamu edarkan sesama sendiri, maka tiadalah salah jika kamu tidak menulisnya.
Dan adakanlah saksi apabila kamu berjual-beli.
Dan janganlah mana-mana jurutulis dan saksi itu disusahkan.
Dan kalau kamu melakukan (apa yang dilarang itu), maka sesungguhnya yang demikian adalah perbuatan fasik (derhaka) yang ada pada kamu.
Oleh itu hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah; dan (ingatlah), Allah (dengan keterangan ini) mengajar kamu; dan Allah sentiasa Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.
We did this in our daily life. More often than not, we tend to forget with whom we owed money and who did owes money with us. Islam is a way of life, not just a statement or a status in the ID. Al Quran is actually the most complete guide one can ask for. Even to the very detail part as how to borrow and lend money, Allah has established the best way to do it. Its simple, but still if we did not follow it, many issues may came up.
This will be a bi-weekly/weekly feature, InsyaAllah, and I will try to post something that we can all benefited in our daily lives.
assalammualaikum!
ReplyDeletethanks dropping by my blog and leave a comment.
:D
join usrah kat mana tu?
btw, to comment on your comment, i think it's fine not being married yet. :D you are still young. :D. ramai kawan akak sebaya 34yo masih single-mingle.
please drop by again. would love to have u as a reader. :D
i'll link your blog. tq.